Halo, teman-teman keluh kesahku. Dikesempatan kali ini aku tidak akan berkeluh kesah. Sebagai pemanis, aku akan ceritakan salah satu pengalaman menarik yang pernah aku alami.
Penasaran? Yah, aku tidak mengharapkan kalian mengatakan “iya”
sih. Ya sudahlah, mari kita lanjut. Ini kusebut pengalaman menarik
karena dari hal ini aku bisa meraup untung yang menurutku cukup besar bagi seorang
anak SMA di waktu itu.
Seperti yang kalian tahu, semua orang di dunia ini pasti
memiliki hal yang disenangi atau lebih tepatnya hobi. Bisa memasak, menyanyi,
membuat konten, apapun itu. Namun, yang orang-orang tidak sadari, dari hobi
mereka tersebut bisa diraih keuntungan yang lumayan.
Misalnya, jika kalian hobi menyanyi kalian bisa membuat
konten tentang bernyayi dan mengunggahnya di platform YouTube. Tidak
peduli suara kalian bagus atau tidak, posting saja. Kemungkinan terburuknya yah
mungkin channel kalian dilaporkan atas dasar “Konten kekerasan atau
menjijikan.”. Hehe, aku bercanda.
Tapi ini benar, hobi kalian bisa diuangkan. Seperti aku
contohnya.
Salah satu hobiku adalah menonton video ASMR, tapi aku
tidak akan memberitahu lebih tepatnya apa karena hal ini sangat asing di telinga
kalian. Tidak cukup jika kujelaskan disini.
Intinya, aku menjual barang-barang yang berkaitan dengan
bagaimana video ASMR diciptakan. Memang harga satuan dari barang tersebut
lumayan murah, tapi biasanya para penggiat ini membeli barangku lebih dari satu.
Yah, minimal lima buah. Dari lima buah tersebut aku bisa meraup untung 10.000 rupiah.
Tapi menjual barang ASMR juga ada triknya. Tidak bisa aku
tawarkan barang dagangan ke teman-temanku yang mana mereka sama sekali bukan
penggiat ASMR. Yang aku lakukan adalah aku menawarkan daganganku kepada orang
dengan hobi yang sama. Dari hal itu aku bisa membuat daganganku laku.
Kita anggap ada seseorang yang telah membeli daganganku
melalui sebuah marketplace, yang harus aku lakukan selanjutnya adalah
membungkus daganganku dengan kertas dan isolasi agar saat dikirim barang
tersebut tidak rusak. Kemudian, keesokan harinya saat aku pulang sekolah, aku
akan pergi menuju tempat pengiriman barang untuk mengantarkan daganganku. Setelah
barang sampai ke pembeli, mereka akan meng-klik “pesanan diterima” dan otomatis
dana akan masuk ke dalam rekeningku. Bagaimana? Proses yang panjang, kan? Tapi menurutku
tidak, hanya karena kujabarkan saja prosesnya seakan-akan panjang.
Pernah suatu hari saat aku sedang berdiam diri di kelas,
masuk pesan dengan awalan pertanyaan tentang barang daganganku. Yah, aku jawab
sewajarnya, aku juga tidak mengharapkan mereka membeli setelah bertanya. Setelah
lama kami saling membalas pesan, si calon pembeli ini tiba-tiba akan membeli semua
barang daganganku, tapi aku tidak terlalu ingat berapa jumlahnya. Yang pasti,
dari transaksi ini aku mendapatkan untung kurang lebih 500.000. Antara senang
dan takut, karena aneh saja menurutku dia akan menghabiskan uang ratusan ribu
hanya untuk ASMR.
Oke, mari kita loncat saat si calon pembeli ini
benar-benar serius dan mengirimkan bukti transfer uang ke rekeningku padahal
aku belum mengirimkan barangnya. Aku senang sekali dan dengan cepat aku mengemas
daganganku agar keesokan harinya bisa langsung aku kirim.
Ya, seperti itulah salah satu pengalaman menarikku. Namun,
pada dasarnya aku adalah orang yang gemar berbisnis, saat di bangku SMP pun aku
pernah berjualan dan lumayan laris. Tapi mungkin cerita yang itu aku ceritakan
lain hari. Sejujurnya, aku akan mulai berjualan saat ada suatu hal yang aku
ingin beli namun harganya terlalu mahal. Jadi, saat uang hasil berjualanku
mencapai target, aku akan berhenti. Tidak ada alasan khusus.
Bagaimana menurut kalian pengalaman menarikku yang satu
ini? Aku tahu, pasti diantara kalian bingung dengan apa yang aku bicarakan.
Tenang saja, silahkan bertanya di kolom komentar di bawah, nanti aku jawab jika
tidak sedang malas. Sudah ya, seorang Chindy mau pamit.
Terima kasih ~
Komentar
Posting Komentar