Halo kalian, teman keluh kesahku. Hari ini adalah hari biasa saja, tenang aku tidak akan menyebut mie ayam depan pasar lagi. Aku tahu kalian sudah bosan dengan kata itu.
Hari liburku ini diawali dengan membuka mata lagi. Oh
iya, tadi malam aku tidak jadi untuk menjalankan agenda Indomie gorengku.
Terlalu mengantuk, itu alasanku. Akibatnya, kini perutku melanjutkan protesnya.
Kubuka gawaiku dan mulai membaca pesan dari teman yang
hanya sekedar bertanya, pesan dari grup yang isinya, yah, tidak terlalu penting.
Walaupun begitu aku senang ternyata masih ada yang menganggap seorang Chindy
ada.
Mandi saat libur adalah hal yang aneh, menurutku. Apalagi
saat subuh. Aku heran mandi di hari libur saat subuh itu motivasinya apa. Yah,
aku sih biasanya pukul lima sore baru mandi. Jangan mengejek gitu, dong. Aku
tahu kalian juga sama denganku.
Kulangkahkan kakiku keluar kamar dan kutemukan sekantong
nasi bungkus lengkap dengan kerupuk. Tanpa basa-basi aku bawa hidangan tersebut
ke kamarku. Kusantap dengan angan-angan aku adalah juri MasterChef.
Kalina tahu tidak? Hal yang aku lakukan diatas membuat
nasi kuningku terasa seribu kali lipat lebih enak. Tentu saja aku makan dengan
gaya khas juri MasterChef.
Mari kita beralih pada kegiatanku saat siang hari, jika
kuceritakan pasti kalian akan bosan. Mengapa? Aku hanya tidur siang, lalu
bangun, lalu tidur lagi, apa yang kalian harapkan?
Saat jam menunjukkan pukul lima sore, aku menjalankan
agenda mandiku. Lalu berdiam diri dikamar, kalau aku sebut sih namanya “gabut”.
Tiba-tiba aku teringat satu hal, yaitu tugas untuk
menulis tulisan bebas. Aku dengan tiba-tiba membuka laptopku dan mulai menulis.
Awalnya, aku bingung, mau kuapakan tulisan ini. Review
drama, teks anekdot, ah, terlalu banyak ide yang masuk. Tapi tak apa, kuhabiskan
lima belas menitku untuk berpikir. Dan akhirnya akupun menulis sebuah cerpen.
Akan aku beritahu sedikit rahasia, tapi kalian jangan
katakan pada siapapun, ya? Awalnya, karena waktu yang aku kira tidak akan
cukup, aku akan memilih jalan pintas. Kubuka folder di gawaiku, kubaca sebuah dokumen
yang berjudul “Salju Pertama.”. Kalian bertanya apa itu? Tunggu, tidak sabaran
banget sih.
Dokumen tersebut adalah tugas dari zaman aku menempuh
pendidikan di SMA. Yang waktu itu kami dituntut untuk membuat karangan cerpen
minimal seribu kata. Otak licikku mengatakan dengan jelas “Kirim saja cerpen
ini sebagai tugasmu.”
Tapi, karena seorang Chindy ini adalah seorang yang jujur,
aku tidak akan menuruti kata otakku. Ah, tidak usah memuji, kalian saja kemarin
mencaci-maki, kan?
Kubuat jalan cerita didalam otakku, walaupun aku tahu dia
sedang kesal karena aku tidak menuruti perintahnya. Tapi, biarkan saja.
Kutulis prolog dari cerita pendekku, yang menurutku tidak
terlalu menarik. Ini juga alasanku tidak mau memposting karya apapun di
Wattpad, karena aku sendiri menganggap karyaku gagal. Walaupun begitu,
kulanjutkan saja menulisku.
Aku menghela napas, kini hal yang harus dilakukan olehku
hanyalah memposting tulisan ini di Google Classroom. Tapi, sejujurnya aku
bingung harus kuposting dimana. Karena tidak ada opsi untukku melampirkan tugas
seperti yang biasanya dosen lakukan. Tapi, karena aku lihat temanku mempostingnya
langsung, ya sudah, aku ikuti saja.
Kini, semua tugasku benar-benar selesai. Kubuka pesan di
gawaiku, eh, apa ini? Catatan harian? Bukannya itu ditulis saat kita menjelang
tidur? Aku bingung, tugas ini diberikan pukul tujuh kemarin, yang berarti pukul
tujuh hari ini harus sudah terkumpul. Tapi kan, aku belum mau tidur.
Ya sudahlah, pokoknya aku kerjakan saja tugasnya. Dan,
yah, sekarang benar-benar selesai tugasku. Aku mau menghadiahkan diriku milkshake
yang dicampur dengan Oreo. Apa? Belikan? Enak saja, beli saja sendiri.
Sudah ya, tanganku mulai berkurang kecepatan mengetiknya,
aku mau pamit. Seperti kemarin, besok jangan lupa buka blogku lagi ya, pastinya
dengan keluh kesah yang berbeda.
Terima kasih ~
Komentar
Posting Komentar