Langsung ke konten utama

Mengenal Diriku.

 Halo, teman-teman keluh kesah. Dikesempatan kali ini saya akan membahas tentang siapa saya.

 

Nama saya adalah Chindy Afidha. Saya lahir di Bangkalan pada tanggal 11 April 2004. Ayah dan Ibu saya juga berasal dari Bangkalan. Namun, sehari-hari saya menggunakan bahasa Indonesia. Saya mengerti dan bisa berbahasa Madura namun menggunakan tingkat terendah.

 

Pada waktu saya kecil, saya tidak mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun Taman Kanak-kanak (TK) karena keluarga saya pada saat itu masih kekurangan dana. Saya bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 2 Kamal pada usia 5 tahun. Sekolah tersebut sama seperti sekolah semua saudara laki-laki saya. Pada saat saya SD, saya baru menyadari bakat alami yang belum pernah saya ketahui, yakni menari. Karena badan saya yang kecil, wali kelas saya saat kelas 2 menyarankan saya untuk mengikuti pentas seni dan menampilkan tari. Beliau memilih saya dengan alasan saya lucu, kecil, dan mungil. Setelah pentas seni tersebut, saya sering diikutkan lomba tari berkelompok oleh pelatih sampai saya kelas 6. Salah satu lomba yang kami menangkan yaitu "Lomba Tari Tradisional Tingkat Kabupaten" dan kelompok kami berhasil meraih juara ketiga. Lanjut saat saya menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya masuk SMP melalui jalur PMDK dan saya berhasil masuk kelas unggulan. Di kelas tersebut saya tidak terlalu menonjol pada mata pelajaran apapun, namun, pada saat saya kelas 9, saya menemukan mata pelajaran yang bisa saya tonjolkan, yaitu Bahasa Inggris. Saat akhir semester, saya mengikuti lomba AKSI dari MAN Bangkalan dan saya berhasil masuk dalam peringkat 50  teratas dengan hadiah Golden Ticket. Karena Golden Ticket tersebut saya bisa menempuh pendidikan di MAN Bangkalan tanpa tes dan hanya selama 2 tahun karena saya mengikuti tes akselerasi sebelumnya.

 

Sekarang, saya masih menjalani kehidupan perkuliahan di Universitas Trunojoyo Madura program studi Sastra Inggris.

 

Saya adalah orang yang introvert, namun bukan berarti saya anti sosial. Saya hanya lebih nyaman untuk sendiri dan mengerjakan sesuatu secara individu. Saat bepergian saya lebih suka bersama orang-orang terdekat saya, seperti keluarga, teman dekat, sahabat, ataupun diri saya sendiri.

 

Walaupun saya introvert, saya suka bertemu teman baru. Tapi biasanya saya hanya menjadi si pendengar daripada pembicara. Itulah sebabnya saya lebih suka berteman dengan orang berkepribadian ekstrovert. Mereka akan membicarakan segala hal dan berusaha mengajak saya berinteraksi, sangat cocok dengan saya yang pendiam.

 

Saya memiliki beberapa hobi, yaitu bermain bulu tangkis, memasak, bermain video game, dan menonton. Namun, saya jarang bermain bulutangkis karena saya belum menemukan partner yang satu hobi. Saat melakukan hobi-hobi tersebut biasanya saya akan lupa waktu jika tidak diingatkan.

 

Hal yang menurut saya menjadi kekurangan saya adalah sifat lupa. Saya adalah orang yang pelupa, bahkan kadang saya merasa kesulitan dengan kekurangan saya itu. Selain orang yang pelupa, saya adalah orang yang boros makanan. Saat saya menabung, biasanya saya tidak tergoda dengan barang atau benda yang kurang berguna, namun untuk hal makanan saya tidak bisa menahan keinginan untuk mencoba.

 

Nah, sekian deskripsi dari diri saya. Semoga para pembaca bisa cukup mengenal siapa itu seorang Chindy. Jika kalian memiliki pertanyaan mengenai saya jangan sungkan untuk mencantumkan pertanyaan tersebut di kolom komentar di bawah.

 

Terima kasih ~

Komentar

Yang disukai

Resensi Buku "Perempuan di Titik Nol"

Resensi Buku: Perempuan di Titik Nol oleh Nawal El Saadawi. Judul: Perempuan di Titik Nol (Emra'a enda noktat el sifr) Penulis: Nawal El Saadawi Penerjemah: Amir Sutaarga Perancang sampul: Ipong Purnama Sidhi Penerbit: Yayasan Pendidikan Obor Indonesia Tanggal terbit: Januari 2003 Cetakan: Ketujuh Isi halaman: 156 halaman ISBN: 978-461-040-2               Buku ini adalah karya salah satu penulis asal Mesir yang juga merupakan seorang psikiater. Ia adalah Nawal El Saadawi . Tidak hanya seorang psikiater, Nawal juga merupakan seorang aktivis feminis yang membuat sebagian isi dari buku ini menjunjung tentang perempuan. Buku ini awalnya ditolak oleh penerbitan Mesir. Tidak berhenti di situ, Nawal akhirnya berhasil menerbitkan buku ini di Lebanon pada 1975, tiga tahun dari jadwal yang direncanakan. Di Indonesia sendiri, buku ini diterjemahkan dan diterbitkan pertama kali oleh penerbit Yayasan Pendidikan Obor In...

Resensi Buku: Pers di Masa Orde Baru oleh David T. Hill.

Judul : Pers di Masa Orde Baru (The Press in New Order Indonesia Penulis : David T. Hill Penerjemah : Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo Perancang sampul : Iksaka Banu Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tanggal terbit : Juli 2011 Cetakan : Pertama Isi halaman : 232 halaman ISBN : 978-979-461-786-1     Pers di Masa Orde Baru merupakan sebuah karya terjemahan dari David T. Hill. Buku ini berjudul asli "The Press in New Order Indonesia" dan diterjemahkan oleh Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo. Dengan awalan yang cukup panjang untuk sebuah monograf, pembaca yang belum pernah membaca sejarah mengenai orde baru pasti akan merasa bingung. Pembaca dibuat berputar-putar dengan ingatan-ingatan kelam akan dunia jurnalis itu dari tahun ke tahun. Banyak terbitan-terbitan majalah ataupun koran harian yang dibredel tanpa peringatan. Memang, saat orde baru kekuasaan yang utama ada di tangan Presiden Soeharto. Buku ...