Langsung ke konten utama

Akhirnya Aku Berhasil.

Halo, teman keluh kesahku. Sepertinya catatan harian hari ini akan selesai dengan waktu yang cukup singkat. Aku sudah memiliki rangkaian kata-kata di dalam otakku sebelumnya. Kegiatan hari ini juga lumayan banyak namun tidak sampai sibuk.


Entah apa yang terjadi, hari ini aku begadang dan sampai pagi masih belum tertidur seperti hari sebelum-sebelumnya. Biasanya aku akan tidur pukul 5 atau 6, hari ini aku tidur pukul 12 lewat 30 menit. Sebenarnya aku agak menyesal karena malamnya, saat ini, aku malah menjadi tidak mengantuk sama sekali. Rencana untuk mengembalikan jam tidurku sudah kacau, aku harus memulainya dari awal.


Kita lewati saja bagian pagi hari karena tidak ada kegiatan yang penting, bagaimana kalau kita langsung saja beralih ke kegiatanku setelah aku bangun? Aku terbangun pukul 15.30, dan aku terkejut karena waktu tidur yang singkat. Saat bangun tadi, tubuhku merasa lebih segar, padahal hanya 2 jam. Sudahlah, aku juga tidak mengerti mengapa bisa begitu.


Beberapa saat setelah aku terbangun, aku mencari gawaiku dan membuka pesan dari para penggemar, maksudku, teman. Wah! Apakah ini mimpi ataukah memang nyata? Teman dekatku besok mengajakku untuk bermain, tanpa basa-basi aku langsung setuju dengan rencananya. Kini aku bingung harus membelikan dia apa besok, minuman atau makanan ya? Apa? Kalian juga mau dibelikan? Halah, kalian saja tidak kenal aku siapa.


Sekarang aku tidak perlu khawatir apa yang harus aku tulis di catatan harianku untuk besok, pastinya tentang aku dan temanku itu. Besok akan aku coba tanyakan apakah dia ingin aku menyebutkan nama asli atau nama samaran.


Setelah membaca pesan-pesan dari grup kelas dan pesan yang tidak terlalu penting, aku bersiap-siap untuk pergi ke warung seperti biasa. Di warung, tadi, banyak pembeli yang datang, mungkin karena hari ini adalah malam Minggu. Oh iya, ini adalah funfact tentangku, aku selalu makan rujak yang ada di warung ibuku setiap hari. Ya, setiap hari. Walaupun terkadang aku absen akibat lupa atau sekedar malas pergi ke sana.


Saat jarum jam pendek menunjuk angka 8 ke atas, dan jarum panjangnya menunjuk angka 7, keadaan di warung mulai agak sepi. Maksudku tidak terlalu padat. Sepertinya, ini kesempatanku untuk berjalan-jalan sendiri. Walaupun aku besok bermain dan mungkin jalan-jalan, tapi tidak masalah kan kalau aku ingin mencari udara segar sendirian malam-malam?


Aku beralasan ingin membeli milkshake, karena kalau aku bilang yang sebenarnya pasti akan diwawancara terlebih dahulu. Sesuai rencana awal, aku pergi membeli milkshake yang ternyata sudah tutup. Ya sudahlah, kalau begitu aku pergi menuju petshop dan membeli satu bungkus pakan kucing. Untuk kucingku yang jarang pulang dan kucing tetangga yang selalu datang ke warung.


Selesai dengan kegiatan beli-beli, aku mengendarai sepeda motorku dengan kecepatan rendah, sekitar 30km/j. Sambil menyanyikan lagu kesukaanku dan menikmati udara malam. Sampai di warung aku ditanya oleh ibu "Mengapa kamu lama sekali?" dan aku hanya menjawab "Beli pakan kucing." aku tidak salah kan? Tidak bohong juga.


Sesuai dengan perkiraanku di awal, aku selesai menulis catatan harian hari ini dalam waktu 25 menit saja. Oh iya, apakah kalian excited untuk membaca catatan harianku besok. Aku akan coba untuk menuliskan kegiatan apa saja yang aku lakukan bersama temanku, jadi besok jangan lupa cek blogku ya!


Terima kasih ~

Komentar

Yang disukai

Resensi Buku "Perempuan di Titik Nol"

Resensi Buku: Perempuan di Titik Nol oleh Nawal El Saadawi. Judul: Perempuan di Titik Nol (Emra'a enda noktat el sifr) Penulis: Nawal El Saadawi Penerjemah: Amir Sutaarga Perancang sampul: Ipong Purnama Sidhi Penerbit: Yayasan Pendidikan Obor Indonesia Tanggal terbit: Januari 2003 Cetakan: Ketujuh Isi halaman: 156 halaman ISBN: 978-461-040-2               Buku ini adalah karya salah satu penulis asal Mesir yang juga merupakan seorang psikiater. Ia adalah Nawal El Saadawi . Tidak hanya seorang psikiater, Nawal juga merupakan seorang aktivis feminis yang membuat sebagian isi dari buku ini menjunjung tentang perempuan. Buku ini awalnya ditolak oleh penerbitan Mesir. Tidak berhenti di situ, Nawal akhirnya berhasil menerbitkan buku ini di Lebanon pada 1975, tiga tahun dari jadwal yang direncanakan. Di Indonesia sendiri, buku ini diterjemahkan dan diterbitkan pertama kali oleh penerbit Yayasan Pendidikan Obor In...

Resensi Buku: Pers di Masa Orde Baru oleh David T. Hill.

Judul : Pers di Masa Orde Baru (The Press in New Order Indonesia Penulis : David T. Hill Penerjemah : Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo Perancang sampul : Iksaka Banu Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tanggal terbit : Juli 2011 Cetakan : Pertama Isi halaman : 232 halaman ISBN : 978-979-461-786-1     Pers di Masa Orde Baru merupakan sebuah karya terjemahan dari David T. Hill. Buku ini berjudul asli "The Press in New Order Indonesia" dan diterjemahkan oleh Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo. Dengan awalan yang cukup panjang untuk sebuah monograf, pembaca yang belum pernah membaca sejarah mengenai orde baru pasti akan merasa bingung. Pembaca dibuat berputar-putar dengan ingatan-ingatan kelam akan dunia jurnalis itu dari tahun ke tahun. Banyak terbitan-terbitan majalah ataupun koran harian yang dibredel tanpa peringatan. Memang, saat orde baru kekuasaan yang utama ada di tangan Presiden Soeharto. Buku ...