Langsung ke konten utama

Kebut Buku.

Halo, teman keluh kesahku. "Enyah saja kau pekat" itulah penggalan puisi yang baru saja aku dengarkan. Kalian pasti tahu bait tersebut berasal dari puisi apa, kan? Mustahil kalau tidak tahu.


Film AADC memang sangat booming mau yang pertama ataupun yang kedua. Namun tentu saja aku tahu yang pertama karena aku mendengar mereka akan membuat yang kedua. Bohong kalau aku bilang tahu sendiri.


Hari ini aku senang karena mata kuliah siang diganti pagi pukul 07.30 jadi aku selesai kuliah pukul 10.30. Aku mengingat satu tugas LPM yang belum terlaksana, membaca buku. 


Sebenarnya aku sudah membacanya waktu pertama kali kudapat e-book berjudul Animal Farm itu. Namun, hanya sampai bab 2 saja karena saat itu aku sedang di warung, terlalu ramai. Jadi aku lanjutkan membacanya hari ini setelah kuliahku selesai. 


Kubuka file format PDF dengan judul Animal Farm. Cover-nya berwarna biru dengan gambar babi. Waktu pertama kali kubaca aku sudah mengerti dan tahu bahwa ini buku terjemahan dari bahasa yang dipakai. Beberapa kalimat dan paragraf perlu kubaca berkali-kali agar mengerti maksudnya. Aku bertanya pada temanku ternyata dia juga mengalami hal yang sama, yah setidaknya bukan aku saja yang kesulitan memahami isinya. 


Namun aneh, semakin lama kubaca semakin aku tertarik di dalamnya. Aku juga mulai fasih untuk memahami bahasanya. Terkadang aku mengerutkan dahi karena tingkah laku para tokohnya. 


Salah satu tokoh yang membuat diriku banyak mengerutkan dahi adalah Napoleon, ah, jika diingat sikapnya itu sangat membuatku naik darah. Aku juga kesal mengapa para binatang hanya menurut-menurut saja dan mudah dimanipulasi serta dimanfaatkan. 


Memang benar ada yang bilang "Binatang tidak memiliki akal" tapi ini keterlaluan, maksudku mereka juga merasa ada yang tidak beres namun hanya diam terpaku. 


Aku juga agak kesal dengan ending yang seakan-akan menggantung. Tapi ini bisa dikatakan sad ending bagi para binatang di Peternakan Manor. Mereka akan mengalami penderitaan di bawah kuasa Napoleon dan para pengikutnya selama mereka hidup. 


Keberadaan Snowball masih belum diketahui, ini membuatku penasaran sampai sekarang. Ataukah dia sudah ditangkap manusia dan dijual ke penjagal? Entahlah, hanya penulisnya yang tahu.


Selesai membaca aku mencari judul buku tersebut di Google. Kubaca dengan rasa antusias dan ternyata ini lebih dari sekedar para binatang di peternakan. Setiap tokohnya di dasarkan pada tokoh-tokoh dunia. Contohnya si babi Napoleon yang di dasarkan pada Josef Stalin, namun dengan nama Napoleon Bonaparte. Lainnya ada Pak Frederick yang di dasarkan pada tokoh nazi, Adolf Hitler, dengan Peternakan Pinchfield sebagai negara fasis seperti Jerman dan Italia. 


Buku ini menarik bagiku, tidak heran, genrenya satir politik. Selain itu aku juga tertarik dengan lagu Binatang Inggris yang sebenarnya mencontoh dari lagu L'Internationale. Kudengarkan dan, ah, khas komunis sekali. Kuhentikan saja, aku hanya penasaran. 


Walaupun begitu, buku ini juga bisa mencontohkan pemerintah Indonesia atau lainnya, tidak selalu Uni Soviet. Jika aku disuruh memberi rating mungkin aku akan memberi 9/10 karena bahasanya dan ending yang gantung. Namun aku tidak bohong saat bilang ini buku yang bagus.


Nah, bagaimana menurut kalian catatan harianku hari ini? Isinya membaca buku, kan? Tenang, besok sepertinya banyak yang akan aku tuliskan. Seperti biasanya, besok jangan lupa cek blogku untuk melihat update setiap harinya, ya!


Terima kasih ~

Komentar

Yang disukai

Dia itu Siapa?

Sebelum pembaca memulai, saya ingin mengawali kisah ini bahwa semuanya adalah fiksi belaka. Jika anda berspekulasi saya menceritakan kisah seseorang, anda salah. Simpan saja pikiran itu sendiri! • Baru saja Dia menyelesaikan buku berjudul "Almond" yang sejak lama sudah menunggu di dalam  wishlist -nya. Penyebabnya tidak muluk-muluk, Dia merasa dirinya mirip dengan karakter yang ada di dalamnya. Dalam proses membaca ia perlahan-lahan membayangkan apa maksud dari kata-perkata buku tersebut. Sedang pikirannya ikut mengiyakan apa yang dirinya anggap sama.  Tidak hanya satu-dua kejadian yang Dia akui mirip. Memang, dalam buku tersebut menceritakan manusia tanpa emosi yang seringkali dianggap aneh. Sampai akhirnya manusia tadi harus belajar dan berlatih hanya untuk mengungkapkan dan memahami emosi.  Dia berpikir bahwa apa yang ada di dalam buku itu adalah dirinya. Sangat jarang Dia terlihat menangis di depan orang lain. Alasannya mudah saja, ia tidak paham mengapa orang-orang berpi

KARENA JURNALISME BUKAN MONOPOLI WARTAWAN: SEBUAH TAMPARAN

” Atau, di sini, wartawan dan media, memang pantang menyesali dan meminta maaf untuk pemberitaan mereka yang keliru...” Judul                       : Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan Penulis                     : Rusdi Mathari Penyunting              : Wisnu Prasetya Utomo Perancang Sampul    : Ayos Purwoaji Penerbit                   : Buku Mojok Cetakan                   : Pertama Tahun                      : Juli 2018 Harga                     : Rp78.000,00 ISBN                       : 978-602-1318-64-5   Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan  adalah sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan oleh  Rusdi Mathari  dari sejak tahun 2007-an sampai 2016-an. Tulisan ini sebenarnya telah diterbitkan dalam media sosial Rusdi seperti Facebook dan situs blog. Tidak seperti tulisan kebanyakan yang menyajikan peristiwa atau data dalam bahasa membosankan dan kaku, Rusdi memaparkannya dalam bahasa yang sederhana, sesekali dirinya bertanya pada pembaca. Secara terang-terangan, dari jud