Langsung ke konten utama

UTS.

Halo, teman keluh kesahku. Bagaimana UTS kalian hari ini? Untuk kalian yang tidak UTS ya belajar saja seperti biasanya, walaupun aku jarang belajar. Kuliah kan juga belajar, jadi sekalian saja.


Hari ini adalah hari pertama aku mengerjakan soal UTS di universitas. Yah, untuk semester 1 menurutku lumayan mudah. Namun karena mudah aku mengerjakannya terburu-buru, dan berakhir salah di soal yang seharusnya tidak salah. Cukup hari ini saja aku teledor, besok aku usahakan tidak. 


Membicarakan besok aku menjadi semangat dengan soal apa yang akan keluar di mata kuliah Basic English Grammar. Memang, mata kuliah ini "katanya" merupakan mata kuliah yang sulit untuk lulus. Bahkan, ada 2 kakak tingkat yang ikut kembali mata kuliah ini hanya agar tidak tertulis C nilainya. 


Apa? Aku? Hm, bagaimana ya. Pokoknya menurutku grammar ini mudah jika kalian paham apa yang dijelaskan bu dosen. Jadi, kalian jangan sampai hilang fokus waktu Google Meet berlangsung. Terkadang walaupun sudah dijelaskan tetap saja aku tidak paham, jadi aku baca kembali buku peganganku sambil mencari juga di internet. Oh iya, latihan soal bisa membantu kalian lebih mengerti lagi.


Seharusnya hari ini 3 mata kuliah langsung dilakukan di pagi hari, tapi entah mengapa dosen listening mengabarkan ujiannya diundur saat pukul 19.00 tadi. Sebelum ujian listening aku membeli jagung kukus terlebih dahulu, aku iris lalu kutambahkan susu kental manis dan keju parut. Jadilah jasuke, makanan yang sering aku beli saat SMP. 


Sambil menyendokkan jagung kedalam mulut aku mendengarkan audio yang sudah dikirim oleh bu dosen. Ah, ini sih mudah. Malah soal latihan saja lebih susah dan panjang biasanya. Mungkin ada 13 menit aku mengerjakannya dan selesai. Eh, aku bisa lihat nilai! Tapi inikan ada esainya. Pokoknya aku buka dulu.


Dor! Apa-apaan ini? Rendah sekali nilaiku. Aku geser kebawah ternyata banyak jawaban yang aku jawab benar tapi disalahkan. Bagian esai terutama. Tidak ambil pusing, aku hubungi dosen listening-ku ini. 


Seperti biasanya, aku awali dengan perkenalan dan menuliskan maksudku. Ternyata memang, salah dari GForm-nya. Beliau mengatakan akan mengeceknya kembali jawaban kami. Ya, kami. Tidak hanya aku ternyata yang mengalami masalah ini. Teman sekelasku saling mengirimkan tangkapan layar jawaban mereka yang benar namun disalahkan. Hari pertama mengapa selalu tidak ada yang beres, sih?


Baru saja ayahku datang dari warung membawakanku air, teh pucuk, dan rujak. Sebelumnya aku memang sudah meminta sih, lewat WhatsApp. Terkadang kalau aku tidak minta malah ditawarkan, "Tidak request?" begitu kata beliau. 


Besok, selain grammar aku juga akan ujian speaking. Sebenarnya mata kuliah ini ujiannya adalah mengirimkan video dengan aku mendeskripsikan barang berharga dan memiliki kenangan. Tapi, masalahnya adalah aku bahkan tidak tahu apa yang berharga dan memiliki kenangan bagiku. Jika tahu, aku mungkin sudah mengumpulkannya dari hari-hari sebelumnya. Tapi apa? Oh, mungkin album foto? Mungkin.


Melihat rujak dan Teh Pucuk aku menjadi tidak sabar menyantapnya. Ingin segera aku selesaikan catatan harian ini, mungkin tersisa beberapa kata lagi menuju 500 kata. Aku tidak tahu kapan ini berakhir, mungkin 1 bulan, 1 tahun, entahlah. Pokoknya menulis ini membantuku mengingat kegiatan apa saja yang aku lakukan. Seperti biasanya, besok jangan lupa cek blogku untuk melihat update setiap harinya, ya!


Terima kasih ~

Komentar

Yang disukai

Dia itu Siapa?

Sebelum pembaca memulai, saya ingin mengawali kisah ini bahwa semuanya adalah fiksi belaka. Jika anda berspekulasi saya menceritakan kisah seseorang, anda salah. Simpan saja pikiran itu sendiri! • Baru saja Dia menyelesaikan buku berjudul "Almond" yang sejak lama sudah menunggu di dalam  wishlist -nya. Penyebabnya tidak muluk-muluk, Dia merasa dirinya mirip dengan karakter yang ada di dalamnya. Dalam proses membaca ia perlahan-lahan membayangkan apa maksud dari kata-perkata buku tersebut. Sedang pikirannya ikut mengiyakan apa yang dirinya anggap sama.  Tidak hanya satu-dua kejadian yang Dia akui mirip. Memang, dalam buku tersebut menceritakan manusia tanpa emosi yang seringkali dianggap aneh. Sampai akhirnya manusia tadi harus belajar dan berlatih hanya untuk mengungkapkan dan memahami emosi.  Dia berpikir bahwa apa yang ada di dalam buku itu adalah dirinya. Sangat jarang Dia terlihat menangis di depan orang lain. Alasannya mudah saja, ia tidak paham mengapa orang-orang berpi

KARENA JURNALISME BUKAN MONOPOLI WARTAWAN: SEBUAH TAMPARAN

” Atau, di sini, wartawan dan media, memang pantang menyesali dan meminta maaf untuk pemberitaan mereka yang keliru...” Judul                       : Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan Penulis                     : Rusdi Mathari Penyunting              : Wisnu Prasetya Utomo Perancang Sampul    : Ayos Purwoaji Penerbit                   : Buku Mojok Cetakan                   : Pertama Tahun                      : Juli 2018 Harga                     : Rp78.000,00 ISBN                       : 978-602-1318-64-5   Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan  adalah sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan oleh  Rusdi Mathari  dari sejak tahun 2007-an sampai 2016-an. Tulisan ini sebenarnya telah diterbitkan dalam media sosial Rusdi seperti Facebook dan situs blog. Tidak seperti tulisan kebanyakan yang menyajikan peristiwa atau data dalam bahasa membosankan dan kaku, Rusdi memaparkannya dalam bahasa yang sederhana, sesekali dirinya bertanya pada pembaca. Secara terang-terangan, dari jud