Langsung ke konten utama

Benar-benar Membosankan.

Halo, teman keluh kesahku. Hari ini adalah hari yang tidak menyenangkan, ya, benar. Oh iya, aku tidak jadi membuat salad buah karena lupa. Semoga saja tidak ada yang mengambil yoghurtku di kulkas. 

Sepertinya, jika aku mengatakan aku akan melakukan sesuatu maka artinya aku tidak akan melakukannya. Jalan-jalan, salad buah, Indomie goreng, selalu tidak jadi, ya kan? Maka dari itu, jika aku akan melakukan sesuatu aku tidak akan memberitahu kalian. Menunjukkan hasil lebih baik daripada rencana. 

Hari ini kuliahku di mulai pukul 08.50. Walaupun begitu ibuku membangunkanku pukul 09.03 sambil sedikit marah, mungkin beliau mengira aku kuliah pukul 07.00 seperti hari biasanya. 

Aku langsung membuka Google Classroom dan mengisi presensi. Setelah itu aku mengerjakan exercise yang menurutku cukup sulit. Meskipun sedikit kesulitan, aku senang karena nilainya masih dalam kategori aman, menurutku. Kemudian aku membuka grup kelas dan ternyata tidak ada apa-apa selain pertanyaan tentang skor yang didapat.

Sambil menunggu kelas kedua pukul 10.40, aku menonton video baru di platform YouTube. Video yang kulihat adalah tentang orang yang memainkan game The Legend of Zelda: Minish Cap. Kalian bertanya mengapa aku melihatnya? Mudah saja, karena aku tidak tahu langkah apa yang harus aku ambil. Benar memang ada walkthrough, namun tetap saja aku tidak mengerti dengan kata-kata.

Tepat pukul 10.41 aku menuju Google Classroom dan mengisi presensi seperti biasanya, lalu aku melihat sebuah tugas. Ketika aku membuka tugas, aku tidak jadi mengerjakannya. Masih lama tenggat waktunya, nanti dini hari.

Tidak ada yang bisa kulakukan selain membuka Instagram dan YouTube, grup WhatsApp pun juga sepi. Benar-benar hari yang membosankan. Sangat bosan.

Apakah kalian sadar daritadi aku hanya membicarakan hal itu-itu saja? Ya memang, kalian tidak salah. Aku juga tidak mengerti mengapa hidupku sangat membosankan. Mungkin ini adalah efek dari kelas daring, entahlah. Membuka gawai tidak ada yang menyenangkan. Membuat diriku excited tentang suatu hal mungkin bisa menjadi tugasku. 

Aku ingin memiliki teman yang bisa diajak bermain bulutangkis atau sekedar berlari di sore hari. Tapi kalian tahu sendiri mencari teman seperti itu susah. Sebenarnya aku takut menjadi manusia tanpa kehidupan atau yang biasa disebut no life. Tapi tidak kok, saat kelas luring aku sering jalan-jalan, makan-makan, dan berfoto ria dengan teman-temanku. Ya, anggap saja ini adalah efek dari kelas daring.

Baru saja pukul 22.00 aku mengirim tugas ke Google Classroom. Aku tidak ingin telat lagi dan menjadi mahasiswa yang tidak disiplin untuk kedua kalinya. Namun, aku menemukan sesuatu yang janggal. Apa ini? Aku terkejut melihat postingan presensi yang dikirim saat hari Selasa kemarin. Padahal, waktu itu aku mengecek Google Classroom dan tidak menemukan postingan apapun. Ah, sepertinya aku lupa menyinkronkan akunku saat itu. Tuh kan, karena kelas daring jadi semuanya berjalan tidak selalu lancar. Dengan segera aku mengetik permintaan maaf pada dosen yang bersangkutan. 

Hari ini tidak terlalu banyak yang bisa diceritakan, hanya hal tentang kuliah dan game seperti yang sering kalian baca di blogku. Namun apa boleh buat, itukan memang isi keseharianku. Baiklah, seperti biasanya besok jangan lupa cek blogku untuk melihat update setiap harinya!

Terima kasih ~



Komentar

Yang disukai

Dia itu Siapa?

Sebelum pembaca memulai, saya ingin mengawali kisah ini bahwa semuanya adalah fiksi belaka. Jika anda berspekulasi saya menceritakan kisah seseorang, anda salah. Simpan saja pikiran itu sendiri! • Baru saja Dia menyelesaikan buku berjudul "Almond" yang sejak lama sudah menunggu di dalam  wishlist -nya. Penyebabnya tidak muluk-muluk, Dia merasa dirinya mirip dengan karakter yang ada di dalamnya. Dalam proses membaca ia perlahan-lahan membayangkan apa maksud dari kata-perkata buku tersebut. Sedang pikirannya ikut mengiyakan apa yang dirinya anggap sama.  Tidak hanya satu-dua kejadian yang Dia akui mirip. Memang, dalam buku tersebut menceritakan manusia tanpa emosi yang seringkali dianggap aneh. Sampai akhirnya manusia tadi harus belajar dan berlatih hanya untuk mengungkapkan dan memahami emosi.  Dia berpikir bahwa apa yang ada di dalam buku itu adalah dirinya. Sangat jarang Dia terlihat menangis di depan orang lain. Alasannya mudah saja, ia tidak paham mengapa orang-orang berpi

KARENA JURNALISME BUKAN MONOPOLI WARTAWAN: SEBUAH TAMPARAN

” Atau, di sini, wartawan dan media, memang pantang menyesali dan meminta maaf untuk pemberitaan mereka yang keliru...” Judul                       : Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan Penulis                     : Rusdi Mathari Penyunting              : Wisnu Prasetya Utomo Perancang Sampul    : Ayos Purwoaji Penerbit                   : Buku Mojok Cetakan                   : Pertama Tahun                      : Juli 2018 Harga                     : Rp78.000,00 ISBN                       : 978-602-1318-64-5   Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan  adalah sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan oleh  Rusdi Mathari  dari sejak tahun 2007-an sampai 2016-an. Tulisan ini sebenarnya telah diterbitkan dalam media sosial Rusdi seperti Facebook dan situs blog. Tidak seperti tulisan kebanyakan yang menyajikan peristiwa atau data dalam bahasa membosankan dan kaku, Rusdi memaparkannya dalam bahasa yang sederhana, sesekali dirinya bertanya pada pembaca. Secara terang-terangan, dari jud