Langsung ke konten utama

Hari Sibuk.

Halo, teman keluh kesahku. Hari ini adalah hari dimana aku sangat sibuk, sebenarnya tidak perlu pakai kata "sangat" juga tidak apa-apa. Jika kalian sudah membaca catatan harianku yang kemarin, kalian pasti tahu bahwa hari ini aku bermain bersama teman dekatku. Apakah rencana kali ini sukses? Jawabannya bisa kalian lihat sendiri di bawah.


Kalian tahu kan kalau jam tidurku itu kacau, jadi yah, aku masih terjaga sampai ayam berkokok berhenti, sampai sinar matahari masuk lewat jendela kamarku. Karena jam tidur yang terbalik, jadinya aku tidak merasakan rasa kantuk. Kemudian, karena aku memprediksi hari ini tidak akan hujan, maka aku mulai mencuci bajuku dan menurutku itu cukup menguras tenaga.


Aku membuat rencana untuk mandi pukul 07.30 namun ternyata gagal. Karena apa? Karena aku sebelumnya telah minum obat antihistamin dan mungkin rasa kantuk adalah efek sampingnya. Mataku menutup seiring obat tadi bekerja. 


Saat terbangun, aku terkejut karena aku kira matahari sudah berpindah di bagian barat. Aku lekas membuka gawaiku dan ternyata matahari masih berada di atas kepala. Syukurlah, ini kesempatanku untuk bermain dengan temanku, aku tidak boleh menyia-nyiakannya. 


Selesai memakai pakaian yang rapi dan juga parfum yang aku suka, aku meraih kunci sepeda motorku dan ingin segera berangkat. Namun, tiba-tiba sesuatu tidak berjalan sesuai rencanaku. Kakak keduaku malah akan memakai sepeda motor itu, padahal dia sendiri punya. Ya sudah, aku iyakan saja asalkan dia mau mengantar aku ke rumah temanku tadi. Daripada aku harus berdiri di pinggir jalan menunggu angkot yang lewat, kan?


Aku dan temanku sebenarnya tidak benar-benar "bermain", namun lebih ke curhat dan bercerita. Aku juga tidak bisa berjalan-jalan dengan dia karena tidak ada sepeda motor. 


Ini adalah funfact keduaku, saat aku main ke rumah temanku ini, aku selalu mengajak dia untuk menemaniku pergi ke restoran favoritku, Mie Endes. Walaupun orang-orang bilang mie disitu hanya terkenal karena rasa pedasnya, tapi menurutku tidak. Rasanya enak dan gurih, pedasnya juga benar-benar dari cabai asli. Biasanya aku juga memesan siomay sebagai makanan pendamping, karena entah memgapa tidak ada yang bisa mengalahkan rasa siomay di restoran tersebut.


Selesai dari Mie Endes, kami berjalan pulang menuju rumah temanku ini. Tiba-tiba, ah sial. Mengapa sandalku harus putus, sih? Untung saja tidak jauh dari tempat sandalku putus itu ada toko yang namanya Alvarezi. Aku mulai memilih-milih sandal yang menurutku modelnya itu-itu saja. Tidak ada satupun dari sandal-sandal tadi yang menarik perhatianku. Namanya juga darurat, aku pilih sandal jepit berwarna putih dengan kombinasi coklat. Aku membelinya dengan harga 20.000 saja, dan sesuai harga, malam ini sandal itu sudah tidak bisa kugunakan lagi. Kenapa? solnya lepas, aku sedih namun tidak sampai menangis.


Aku pulang diantar oleh temanku tadi, diturunkannya aku di warungku bersamaan dengan datangnya ibuku. Dia pamit lalu pulang, aku masih membantu ibu membuka warung, walaupun yang aku lakukan hanya membuka rolling door tapi kan itu juga termasuk membantu. 


Pukul 18.45, aku sudah ada di dalam mobil dan bersiap-siap untuk pergi menuju Stasiun Pasar Turi. Kalian penasaran? Tidak? Harusnya jawab iya saja kenapa sih? Pokoknya aku ke sana bukan untuk aku, tapi untuk mengantar kakak keduaku, dia akan ke Jakarta. Ibuku berpesan untuk dibelikan Roti'O 6 buah, tapi bukan hanya untuk beliau saja. Sesampainya di sana, tidak ada toko roti yang buka satupun. Adanya hanyalah Lapis Kukus Surabaya, ya sudah, aku beli saja bakpia kukus Tugu Jogja sebagai ganti dari Roti'O. 


Yah, itulah kegiatanku hari ini, cukup sibuk, kan? Iya. Seperti biasanya, besok jangan lupa cek blogku untuk melihat update setiap harinya, ya!


Terima kasih ~

Komentar

Yang disukai

Dia itu Siapa?

Sebelum pembaca memulai, saya ingin mengawali kisah ini bahwa semuanya adalah fiksi belaka. Jika anda berspekulasi saya menceritakan kisah seseorang, anda salah. Simpan saja pikiran itu sendiri! • Baru saja Dia menyelesaikan buku berjudul "Almond" yang sejak lama sudah menunggu di dalam  wishlist -nya. Penyebabnya tidak muluk-muluk, Dia merasa dirinya mirip dengan karakter yang ada di dalamnya. Dalam proses membaca ia perlahan-lahan membayangkan apa maksud dari kata-perkata buku tersebut. Sedang pikirannya ikut mengiyakan apa yang dirinya anggap sama.  Tidak hanya satu-dua kejadian yang Dia akui mirip. Memang, dalam buku tersebut menceritakan manusia tanpa emosi yang seringkali dianggap aneh. Sampai akhirnya manusia tadi harus belajar dan berlatih hanya untuk mengungkapkan dan memahami emosi.  Dia berpikir bahwa apa yang ada di dalam buku itu adalah dirinya. Sangat jarang Dia terlihat menangis di depan orang lain. Alasannya mudah saja, ia tidak paham mengapa orang-orang berpi

KARENA JURNALISME BUKAN MONOPOLI WARTAWAN: SEBUAH TAMPARAN

” Atau, di sini, wartawan dan media, memang pantang menyesali dan meminta maaf untuk pemberitaan mereka yang keliru...” Judul                       : Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan Penulis                     : Rusdi Mathari Penyunting              : Wisnu Prasetya Utomo Perancang Sampul    : Ayos Purwoaji Penerbit                   : Buku Mojok Cetakan                   : Pertama Tahun                      : Juli 2018 Harga                     : Rp78.000,00 ISBN                       : 978-602-1318-64-5   Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan  adalah sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan oleh  Rusdi Mathari  dari sejak tahun 2007-an sampai 2016-an. Tulisan ini sebenarnya telah diterbitkan dalam media sosial Rusdi seperti Facebook dan situs blog. Tidak seperti tulisan kebanyakan yang menyajikan peristiwa atau data dalam bahasa membosankan dan kaku, Rusdi memaparkannya dalam bahasa yang sederhana, sesekali dirinya bertanya pada pembaca. Secara terang-terangan, dari jud