Langsung ke konten utama

Kegiatan Randomku.

Halo, teman keluh kesahku. Bagaimana kabar kalian? Aku, hari ini merasa senang karena sudah melewati ujian mata kuliah yang menurutku susah. Jika diibaratkan, mata kuliah ini seperti raja terakhir di game. Tapi bedanya ini bukan yang terakhir. Kalian pasti bisa menebaknya. Apa? Tidak tahu? Dasar, ya sudah. 

Mata kuliahnya yaitu BEG atau Basic English Grammar. Tapi aku bisa mendengar lho kalian yang mengatakan "Aku tadinya ingin menjawab itu.". Padahal kemarin sudah aku ceritakan, waktu itu juga, tapi tak apa. Namanya manusia pasti bisa lupa.

Hariku dimulai dari pukul 00.00 karena kemarin setelah mengerjakan catatan harian aku tidak langsung tidur, aku gunakan jam malamku untuk berselancar di media sosial. Oh iya, aku paling suka saat jam menunjukkan pukul 01.00. Mengapa? Di saat waktu yang tadi aku sebutkan keadaan sangat sepi, tenang, suara jangkrik pun tidak ada karena rumahku tidak dekat dengan sawah ataupun kebun. 

Aku bisa bebas mau melakukan apa saja tanpa diganggu orang lain. Kudengarkan musik, mengedit video, menonton drama, membaca komik, dan kegiatan lainnya yang tidak bisa aku sebutkan. Beda dengan saat pagi atau siang, burung tetangga yang berbunyi, anak kecil berlarian, suara mesin, tidak bisa senyaman saat malam.

Entah tepatnya pukul berapa, yang jelas setelah aku memasukkan baju-baju kotorku ke mesin cuci pukul 4 tadi aku tertidur. Kemudian otakku seperti sadar, ada yang harus aku lakukan. Aku terbangun pukul 07.01, jam kuliah biasanya. Lalu aku teringat satu hal, aku belum merekam video untuk ujian yang kemarin aku ceritakan. Langsung saja tanpa banyak basa-basi aku merekamnya walaupun wajahku masih bengkak. 

Huh, syukurlah. Aku mengumpulkannya sebelum tenggat waktu yang ditentukan. Walaupun aku salah melihat, aku kira pukul 09.00 harus selesai, ternyata masih lama. Sambil menunggu waktu ujian BEG yaitu pukul 10.30, aku berusaha untuk tidak tertidur. Kan sayang, sudah aku nantikan malah ketiduran.

Setelah mengerjakan soal ujian yang cukup sulit, aku mengirim pesan kepada ibuku. Menanyakan lauk apa hari ini. "Ayam tepung", tanpa menunggu aba-aba aku makan. Mengisi perut itu hal yang penting, walaupun aku jarang makan nasi, paling hanya snack.

Melihat isi Instagram aku menjadi ingin kembali menari. Tapi tak bisa, tidak boleh. Jadi sebagai gantinya aku membuat akun kedua yang hanya mengikuti teman perempuanku. Menari juga sebenarnya bisa membuat lemakku terbakar, jadi sekalian saja. Seperti pribahasa sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.

Karena sudah tidak ada yang bisa aku ceritakan lagi saat siang tadi, bagaimana kalau kita loncat saat aku disuruh jbuku mengirim uang? Ya, mengirim uang untuk madu yang beliau pesan. Tiba-tiba beliau menanyakan "Kamu tidak ingin beli sesuatu?", jawabanku tentu saja ingin. Tapi daripada diberi uang hanya untuk membeli sesuatu lebih baik aku meminta uang sakuku yang belum aku terima. Ibuku tidak marah, karena memang aku mendapat uang saku walaupun online.

Dan kini aku mendengarkan lagu "Baby Don't Stop" dari NCT U. Kegiatan menulisku menjadi terjeda, karena aku kadang ikut bernyanyi. Aku sarankan kalian dengarkan juga. Seperti biasanya, besok jangan lupa cek blogku untuk melihat update setiap harinya, ya!

Terima kasih ~

Komentar

Yang disukai

Dia itu Siapa?

Sebelum pembaca memulai, saya ingin mengawali kisah ini bahwa semuanya adalah fiksi belaka. Jika anda berspekulasi saya menceritakan kisah seseorang, anda salah. Simpan saja pikiran itu sendiri! • Baru saja Dia menyelesaikan buku berjudul "Almond" yang sejak lama sudah menunggu di dalam  wishlist -nya. Penyebabnya tidak muluk-muluk, Dia merasa dirinya mirip dengan karakter yang ada di dalamnya. Dalam proses membaca ia perlahan-lahan membayangkan apa maksud dari kata-perkata buku tersebut. Sedang pikirannya ikut mengiyakan apa yang dirinya anggap sama.  Tidak hanya satu-dua kejadian yang Dia akui mirip. Memang, dalam buku tersebut menceritakan manusia tanpa emosi yang seringkali dianggap aneh. Sampai akhirnya manusia tadi harus belajar dan berlatih hanya untuk mengungkapkan dan memahami emosi.  Dia berpikir bahwa apa yang ada di dalam buku itu adalah dirinya. Sangat jarang Dia terlihat menangis di depan orang lain. Alasannya mudah saja, ia tidak paham mengapa orang-orang berpi

KARENA JURNALISME BUKAN MONOPOLI WARTAWAN: SEBUAH TAMPARAN

” Atau, di sini, wartawan dan media, memang pantang menyesali dan meminta maaf untuk pemberitaan mereka yang keliru...” Judul                       : Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan Penulis                     : Rusdi Mathari Penyunting              : Wisnu Prasetya Utomo Perancang Sampul    : Ayos Purwoaji Penerbit                   : Buku Mojok Cetakan                   : Pertama Tahun                      : Juli 2018 Harga                     : Rp78.000,00 ISBN                       : 978-602-1318-64-5   Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan  adalah sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan oleh  Rusdi Mathari  dari sejak tahun 2007-an sampai 2016-an. Tulisan ini sebenarnya telah diterbitkan dalam media sosial Rusdi seperti Facebook dan situs blog. Tidak seperti tulisan kebanyakan yang menyajikan peristiwa atau data dalam bahasa membosankan dan kaku, Rusdi memaparkannya dalam bahasa yang sederhana, sesekali dirinya bertanya pada pembaca. Secara terang-terangan, dari jud